T Y A

T Y A

Senin, 25 Juli 2016

Yang Datang , Singgah , Dan Yang Pergi


Aku  mulai memahami apa arti sebuah perpisahan, Namun tak membuat aku terlena dalam kesedihan

Dan aku mulai menghargai apa arti sebuah pertemuan, namun tak membuat aku serakah dalam kebahagiaan

Aku juga mulai mengerti apa arti memiliki, namun juga tak membuat aku melupakan kehidupan

disini aku ingin berkata
lewat kata yang kususun untuk menjadi sebuah kalimat


Sepenggal cerita pedihnya sebuah perpisahan
malam itu
di tengah waktu dimana harusnya tubuh sudah istirahat
tapi mata ini masih saja terjaga.


Aku ingat, malam itu menjadi malam yang panjang penuh tangisan. 
Dan Saat ini aku mengingatnya sekejap aku merasakan pedihnya hatiku saat itu
Isakan tangisanku mungkin tak terdengar, karna aku khawatir akan mengganggu keluargaku yang lainnya
Berkali kali aku mecoba menepuk dada, rasanya begitu sakit. Begitu pilu.
Air mataku tumpah, tangisanku meledak, dan aku menjadi lupa diri
Aku memaki semua kesedihanku malam itu
Aku terlena dalam kesedihan, aku terhanyut dalam selimut air mata
Dan aku terggelam dalam sebuah pahitnya perpisahan.


Kesedihanku semakin menjadi jadi
hari hariku menjadi murung
aku jadi sering melamun
senyuman riang menjadi ratapan
tawaku hilang
dan aku mulai putus asa ...
kandas sudah cintaku malam itu
aku tak bisa membendung lagi tiap butiran air mata
sebuah cinta yang ingin ku paparkan pada dunia 
yang ingin ku seberluaskan
harus rela ku tutup dengan kunci berdebu
air mata itu tak ku undang dalam gelapnya malam,pada akhirnya menjadi ratapan setiap waktu yang berlalu 
dan aku sadar semua yang terjadi berjalan tak mengikuti keinginan
semua berganti haluan dengan kesendirian , kesepian dan tangisan
aku bisa apa dalam mengemudikan takdirku ?
perahu yang ku ciptakan penuh harapan bersamamu .. kini terhempas badai yang tak ku tahu silsilahnya
tak ada yang tersisa ..
selain benci dan rindu 



aku sadar beberapa waktu lalu aku mengurung diri
aku menjadi sosok yang paling naif dalam menghadapi sebuah perpisahan
aku tersenyum tapi hatiku tidak
aku tertawa padahal aku menangis
dan aku menjadi lupa siapa diriku sendiri

aku biarkan kesedihan terus menyelimuti diriku
seakan buta akan kebahagiaan yang lain

Tapi saat ini
saat aku menulis tulisan ini semua sudah berlalu
hari silih berganti
waktu terus berputar
tanpa sadar, semua kesedihan mulai tertutup oleh senyuman
kali ini aku benar benar tersenyum
bukan senyuman untuk sekedar menutupi luka
hujan dimatakupun kini sudah mereda
luka merah menganga kini sudah mulai kering
mungkin masih membekas. 
tapi tak akan ku izinkan lagi diriku terus terhanyut oleh dalamnya luka
ku cukupi semua kesedihan itu
aku harus bangkit
karena aku hidup, bukan sedang mati.


Semua kesedihan akan pedihnya sebuah perpisahan mulai surut
sampai akhirnya aku bertemu mata dengannya ...
Yaa., aku panggil " dia "

langit siang itu begitu terik
matahari  sedang berada di tengah tengah puncaknya
aku bertanya tanya, bagaimana dengan hatiku ?
begitu damai, begitu syahdu
lewat kedua bola mata hitam yang memancarkan keindahan
entahlah.. aku selalu jatuh cinta dengan mata

mata yang begitu sejuk
mata yang menawarkan kebahagiaan
mata yang tak pernah berbohong
dan mata yang membuat aku menundukan pandanganku
aku dibuat tersenyum tersipu malu olehnya_
begitu indah
sampai aku tak sanggup menatapnya lebih dalam lagi

aku menjadi salah tingkah
senyumanku merekah
berdetak detak jantungku seiring irama rona yang melemparkan puluhan sandungan
aku bertanya tanya, apa yang terjadi ?

khayalku terjebak dan terperosok dalam kharismamu
ingin ku lawan fenomena tentang dirimu
namun aku tak berdaya
pesonamu begitu kuat

aku renungi semua itu
mampukah aku menggapainya ?

hingga akhirnya waktu menyadarkanku sesuatu

dalam penantian yang panjang
terbukanya pintu hatiku yang bimbang
aku tak ingin semua menjadi sia sia
aku takut berharap padanya melebihi aku berharap pada Tuhanku
aku akhiri
aku tak ingin terus berlari
karena kaki ini terlalu lelah untuk mengejar
dan... aku terjatuh
anganku melayang 
aku berharap dia akan tetap menjadi bintang yang tak akan pernah redup sinarnya
bukan hanya untukku yang memandangnya..
tapi untuk dirinya .




" ketika ditanya siapa insan yang ku cinta ?
Entahlah ...
bibir ini mendadak kelu dan membisu. hanya diam lantas tersenyum
aku merasakan  gejolak hati yang bergemuruh serasa berteriak memanggil sebuah nama, tapi siapakah ? 
sampai saat ini aku pun tak tahu... hanya ada yang datang lalu ia pergi tanpa menyapa apalagi mengucap salam selamat tinggal "



aku belajar memahami setiap kesedihan dan kebahgian yang aku alami
untuk ku semua sudah ada porsinya masing masing
aku sudah memporsikan sebanyak apa aku bersedih begitu juga aku sudah memporsikan seberapa banyak aku harus bahagia.

sebuah pahitnya perpisahan mengajarkan aku banyak hal tentang kesedihan
begitu juga indahnya sebuah pertemuan mengingatkan aku betapa singkatnya kebahagiaan

aku mulai menata kembali kehidupanku
berdamai dengan hatiku
mengikhlaskan semua yang telah terjadi
dan mencoba membuka diriku untuk orang lain 

hampir satu tahun setelah perpisahan itu aku menutup diri
meskipun aku sempat jatuh cinta dengan seseorang yang ku panggil "dia"
tapi cinta itu tak melebihi cintaku pada-Nya
maka aku serahkan pada pemilik cinta yang seutuhnya
dan ku biarkan semua mengalir apa adanya
dengan harapan namun tanpa harus merasa tersakiti

karena tak ada cinta yang lebih baik saat aku mencintai Allah dibanding aku mencintainya _
Dan tak ada harapan yang akan aku terima begitu indah saat aku berharap pada Allah dibanding aku berharap pada hambanya_


aku sudah mulai terbiasa dengan kesedirian
aku sudah berdamai dengan kesepian
kebahagiaan bukan hanya sekedar aku bisa mencintai dan cintai orang seseorang
betapa sempitnya aku memandang kebahagiaan jika aku hanya terfokus dengan sebuah kata "kebersamaan"

ada kalanya, mencintai dalam diam lebih baik daripada ku ungkap pada dunia
karna aku bisa dengan bebasnya mengajaknya berjelajah dialam mimpi
tanpa rasa pamrih dan sakit hati
semuanya aku serahkan pada sang pemiliki cinta sejati.. Tuhanku Allah S.W.T

aku senang dan aku bahagia
dimana aku menjadikan sajadahku saksi bisu betapa dalamnya aku mencintai
jika ditanya siapa yang ku cintai ?
tentu dia yang akan berdiri satu shaf di depanku. nantinya
penantianku pasti akan sampai
aku tak sabar mempersiapkan diriku untuk menunggunya didepan pintu rumahku
menyambutnya dengan senyuman merekah
dengan hati yang ikhlas
dengan penuh harapan dan kebahagiaan atas ridho dari-Nya_
InsyaAllah .....



Disisi lain ....
dalam penantianku akan seseorang
cinta yang lain telah datang...

dia temanku
teman sekolahku semasa aku duduk di sekolah menengah atas
siapa yang sangka ?
kita bertemu kembali lewat pesan singjat yang dia kirim lewat salah satu akun sosial mediaku setelah entahlah berapa tahun tak berkomunikasi 

dia bercerita banyak tentang dirinya, dan aku dnegar dia sudah tak lagi dengan kekasihnya
selalu ada waktu dimana aku berkomunikasi dengannya
saling mengumbar canda dan tawa. sedikit perhatian 
aku masih saja menggangapnya teman

mungkin terlalu cepat, mungkin ia terlalu ceroboh
diam diam dia menyukaiku
dengan rasa percaya dirinya dia mengatakan perasannya
hati memang tak ada yang tau..

untukmu yang ku panggil teman..
kamu hampir saja menggugah hatiku sebelum akhirnya kamu memilih mundur dan menyerah
sedikit kecewa.
tapi aku berusaha mengerti
tak apa setidaknya kita masih bisa berteman _ ts^


harus tahu bagaimana rasanya kehilangan agar bisa menghargai rasanya saling memiliki


beberapa hari yang lalu
laki laki yang pernah mengisi relung kosong dihatiku
yang pernah membuat duniaku tak sempurna tanpanya
namun dia juga laki laki yang membuat langitku mendung, hujan dimataku turun dan luka lama kembali memerah ..

aku memang pernah berharap bisa kembali dengannya, saat itu harapanku tak berarti untuknya.
saat itu ia masih terlalu angkuh untuk kembali bersamaku
alasannya, aku mengerti...

saat ini ia datang kembali ditengah kebimbangan hati
ditengah pilihan yang harus ku jalani
aku harus memilih dirinya atau cinta yang lain ?

dia datang kerumahku dengan penuh harapan bisa diterima kembali
apalah dayaku hanya siti nurbaya di abad masa kini
aku hanya bisa bisa berkata padanya 

" InsyaAllah aku sami'na wa atho'na dengan semua keputusan bapak ku, jadi apapun hasilnya semoga kamu ikhlas "
aku menitikan air mataku saat itu. dan kamupun tau aku begitu sedih.


Maaf aku ingin sedikit berandai andai, meskipun aku tahu ini tak pantas aku lakukan
Seandainya kamu menerima ajakanku untuk kembali bersama lagi saat itu ? pastinya kamu harus bersusah payah saat ini padaku.
disaat hatiku mulai mengikhlaskanmu
dan aku sudah berjalan terlalu jauh darimu
kamu datang kembali..
dengan hati yang begitu ikhlas setelah rasa sakit yang pernah ku tancapkan di hatimu.
dan tak ada kata yang mampu ku ucapkan padamu
selain rasa terimakasihku dan maaf yang begitu dalam
aku tak tahu kemana arah hati akan membawa perasaan ini

apapun itu, semoga tidak akan ada yang merasa tersakiti 


kamu , dia dan temanku adalah sebuah cerita yang mengajarkan aku banyak hal
dan lagi lagi harus ku katakan 
" ketika ditanya siapa insan yang ku cinta ?
Entahlah ...
bibir ini mendadak kelu dan membisu. hanya diam lantas tersenyum
aku merasakan  gejolak hati yang bergemuruh serasa berteriak memanggil sebuah nama, tapi siapakah ? 
sampai saat ini aku pun tak tahu... hanya ada yang datang lalu ia pergi tanpa menyapa apalagi mengucap salam selamat tinggal "



^ ^










Kamis, 12 Mei 2016

Untuk-mu, Pemilik tulang rusuk-ku



assalamualaikum mas


maaf aku lancang memanggil dengan sebutan "mas" tidak ada maksud apapun,hanya ingin terlihat lebih dekat dengamu.
itu saja


sedang apa kamu mas ??


aktifitas apapun yang kamu lakukan saat ini, aku akan selalu mendoakanmu
semoga Allah S.W.T senantiasa menjaga dan melindungimu
memberikan keberkahan dan kelancaran untuk segala urusanmu, dan selalu memelukmu dengan rahmat dan kasih sayang-Nya.


kamu lagi dimana mas ??



dimanapun kamu berada, aku berharap kamu selalu tersenyum bahagia
percayalah mas aku disini selalu memelukmu dengan doa.




mas tahukah kamu, saat ini aku sedang melihatmu
lewat cermin yang selalu aku taruh tepat berada dimeja kerja ku
setiap kali aku merindukanmu,.
aku menghibur diriku dengan bercermin
aku tersenyum dan berdoa, semoga kita bisa segera bertemu ..
percayalah
aku akan selalu menunggumu.


dalam malam yang begitu singkat
di tengah waktu ketika aku hendak istirahat, aku terus memikirkanmu
malam ku gelisah
mata ku terjaga sepanjang malam
aku mulai lelah mas jika membayangkan hari esok


ketika sepertiga malam membangunkan tidurku
ku basuh wajahku dengan air wudhu
aku bersimpuh di hadapan-Nya
mengharap ridho-Nya
dan tak lupa kuselipkan dirimu dalam doa ku
dan aku memohon semoga Allah senantiasa menjagamu


mungkin bisa dibilang ini tulisan pertamaku, untukmu
awalnya aku tidak tahu kata apa yang pantas untuk menulis tentang mu
entahlah, aku hanya akan membiarkan jari ini menari nari sesukanya

kini, aku kecanduan merindukanmu setiap jengkal arteri dari tubuhmu
dan aku benar-benar jatuh cinta pada matamu, yang menyimpan senja dan kebahagiaan
dan senyumanmu yang membuat aku luluh
senyuman yang membuat aku menundukan pandaganku

senyuman yang membuat aku rindu
ingin segera bertemu
bisakah?
nantinya kau berikan senyuman merekah itu ketika berjumpa denganku ?


dikeheningan malam aku mencoba menerka nerka
siapa gerangan kau disana ?
mengapa kau hanya diam dan membisu ?



untukmu, yang akan berdiri satu shaf di depanku_





Jumat, 06 Mei 2016

Kita pernah sedekat nadi, Sampai akhirnya sejauh matahari









silau men ...
gerutu hati ku saat matahari menyipitkan kedua mataku pagi ini.


pagi adalah harapan, dimana harapan ditaruh kembali dalam kehidupan.

pagi ini menjadi lengkap ketika aku melihat secangkir kopi hangat terpampang di kamarku .
kamar ku hanya berukuran meter persegi saja, tapi tak membuat pikiranku menjadi sempit
ruangan kecil ini begitu nyaman rasanya 
menikmati libur
menyeruput kopi hangat sambil bercengkrama dengan tulisan
rutinitas menulisku memang tak serutin dulu, yang di tuntut menulis karena dikejar deadline
saat ini aku lebih menikmati tulisanku karena tak ada batas waktu



biasanya aku menulis di memo handphoneku 
walaupun hanya beberapa paragraf saja, tapi aku tidak ingin melewati setiap perasaan yang aku rasakan saat aku menulis. tentang apapun itu.

bicara tentang tulisan aku hampir lupa, kopi yang aku seduh tadi sudah hampir dingin
aku langsung menyeruputnya.
seruputan kopi pertama memang paling nikmat
beberapa hari ini, aku sering mengkonsumsi minuman berkafein itu lagi
meskipun tidak serutin dulu.

tidak ada angin, tidak ada hujan
ya karena hari ini panasnya terik, jangankan hujan. mendungpun tak sudi tampakkan dirinya
awan yang kelabu sedang tertidur pulas hari ini.
semoga hari ini cerah.


aku sedang memikirkan sesuatu yang aku rindukan, yaitu kebersamaan.


entah kenapa dadaku merasa sedikit terenyuh mendengar kata kebersamaan.
bisa dibilang aku memang sedang memikirkan kalian.
memikirkan empat belas orang ...
menelusuri ruang waktu yang sempit 
mencoba meraba setiap canda tawa yang pernah merekah
mengingat setiap kata yang pernah terucap
kata kata menyakitkan, yang kurindukan
mengapa rasanya lebih meyakitkan saat kata kata itu tidak ada ?


empat belas orang bukan jumlah sedikit dalam suatu hubungan pertemanan.
karena bukan jumlah sedikit maka butuh waktu untuk menyatukan empat belas kepala, bukan suatu hal yang mudah tentunya.

aku melihat group whatsapp di handphone ku, ada puluhan chat didalamnya
tapi ada satu group aktif tanpa aktifitas. tanpa suara
mungkin sesekali saja
tapi mengapa aku merasa begitu sepi ?



awal tahun 2012 (semester satu kuliah)
masuk ke dalam perguruan tinggi tidak jauh berbeda dengan sekolah-sekolah sebelumnya, gedung tinggi bagaikan penjara dimana sudah masuk kedalamnya harus mengikuti semua aturannya.


disini, aku masih berpresepsi dunia pendidikan seperti industri sekolahan. Ada uang.
menjadi pengajar karena dibayar. urusan mahasiswa bisa apa tidak perduli.


kini, tiba di semester-semester akhir pendidikan, dimana rutinatas harian yang bertambah padat.
waktu istirahat menjadi berkurang karena aku harus bekerja untuk melanjutkan pendidikanku.


kadang aku meridukan waktu dimana bersama kalian. begitu lepas tanpa beban.
sekilas aku masih terngiang suara canda dan tawa bersama kalian, percayalah aku benar tersenyum membayangkannya.
kita masuk dalam institusi dunia pendidikan yang sama, di atap gedung yang sama, dengan tujuan yang sama. yaitu LULUS
kita merangkai mimpi memakai " toga " bersama, tapi nyatanya waktu menyita kebersamaan kita.

hari berganti hari
begitupun semester satu telah berlalu, berganti ke semester semester yang lain
kita masih dalam atap yang sama, tapi sayang kita sudah tak lagi tertawa bersama.



w a k t u

adalah roda yang tak pernah berhenti, terus berputar tanpa pernah menoleh kembali.
meninggalkan satu demi satu kepingan kenangan indah.
dan waktu adalah jawaban yang pasti.

waktu membuat aku sadar, keindahan yang dulu mungkin hanya akan menjadi kenangan.
suara tawa dan canda kini hanya tersisa ratapan kerinduan

ada saat dimana kita bertemu hanya sekedar bertukar sapa atau melontar seulas senyuman.

saat itu aku ingin kembali ke masa awal awal semester kuliah
tak perlu menyocokan waktu untuk bisa bertemu
karena kita tahu dimana tempat kita bertemu setelah perkuliahan selesai

kesibukan masing masing telah menyita banyak waktu kebersamaan
beberapa orang mulai tak terdengar bagaimana kabarnya
mungkin aku tahu bagaimana kabarnya saat mereka mengunggah aktifitasnya lewat sosial media.


aku tidak ingin menjadi orang yang naif , lantas menyalahkan kalian
aku sadar semua sudah kembali pada masanya, mungkin saat kita bersama itu adalah masa kita

disini, izinkanlah aku bercurah hati 

sahabat, jika tangan ini tak mampu lagi saling menggenggam
maka percayalah tangan itu selalu terbuka saat kau mebutuhkan pertolongan

jika, jika mulut ini tak mampu lagi bercerita tentang hal hal lucu
maka biarkanlah senyuman merekah tetap terulas di bibir

jika kita bertemu mata, dan saat itu kau sedang sibuk dengan aktifitasmu
maka berikanlah senyuman..
setidaknya aku merasa kau melihatku dan menganggapku ada

dan jika waktu mengizinkan kita bertemu kembali, saat apapun itu.
maka kenanglah waktu itu .. 
karena kita tidak pernah tahu kapan waktu yang pasti kita dapat bertemu kembali

-----------------------------


dan karena saat ini, saat aku menulis tulisan ini
merangkai kata demi kata untuk mengenang 
bukan suatu hal yang menyedihkan


biarkan tulisan ini menjadi kenangan
yang akan usang termakan waktu ..
tapi tulisan ini akan menjadi saksi bisu kebersamaan kita

suatu saat nanti
kita mungkin akan bertemu beberapa puluh tahun kemudian
dengan keluarga kecil masing masing
bertukar cerita melepas kerinduan

tapi saat ini, aku telah melewati lorong waktu untuk merindukan kalian

*angel, vita, diva, iin, bonita semoga tugas akhir kalian lancar
doakan tya, candry, nita, syifa, evy, fika, ellen.. segera menyusul kalian
rara sukses dengan kerjaanya, alay sukses kerja ditempat barunya dan cepet selesai kuliahnya*

disini aku memasang wajah kalian saat ini, untuk mengenang dimasa yang akan datang
























Rabu, 06 April 2016

Untuk kamu yang sedang tersenyum









Apa kabar mu ?

Entahlah hanya kalimat itu yang terus menerus ingin aku pertanyakan kepadamu. mungkin tidaklah penting untuk mu, tapi mendengar kamu " baik " sedikit menenangkan pikiranku

kamu yang sedang tersenyum..
sudikah kamu membagi senyuman itu kepadaku ?
tidak bisa?
lantas mengapa kamu bisa membagi senyuman itu kepada oranglain?
bukankah aku sudah menjadi "orang lain" dalam kehidupanmu, haruskah aku kembali memintamu untuk tersenyum kepadaku ?

karena hanya dengan senyuman itu, aku jatuh cinta 

aku jatuh cinta ? sepertinya tidak.. mungkin aku masih cinta


untuk kamu yang sedang tersenyum ? kehilanganmu, mungkin mimpi terburuk dalam perjalanan kisah kita,

rasanya baru kemarin, bukan... baru sedetik yang lalu kita merangkai mimpi indah, semua mimpi itu hilang saat kata " kita putus "  itu terucap.

Tidak..
aku tidak menyalahkan mu, bahkan jika kamu yang menyalahkanku, aku menerimanya karena aku menyesalinya.

sudahlah.. yang sudah terjadi aku mencobanya untuk ikhlas.
Iya.. ikhlas, begitu sakit. seperti hal nya aku harus ikhlas melihat kamu membagi senyum kepada... entahlah, aku tak ingin mengatakannya..

untuk kamu yang sedang tersenyum ... lihatlah aku saat kamu membaca tulisan ini, anggap saja aku sedang berbicara di hadapanmu dengan tetesan air mata.
dan aku hanya ingin berkata

" a k u   c e m b u r u "

Iya aku cemburu.

aku harap jangan tanya kenapa, karena aku sendiri tidak bisa menjelaskannya ..
entahlah, mengapa perasaan itu begitu menyiksa ku
tahukah kamu ? aku hanya bisa menangis

mungkin berbeda jika seandainya kita, ah sudahlah
perasaan itu mungkin akan terlihat begitu lucu, begitu indah .
berbeda jika saat ini aku merasakannya.

percayalah, aku mungkin begitu pandai memainkan wajah di hadapanmu
semua terlihat biasa
yang biasa itu sangat menyakitkan untuk ku
tidak kah kamu tahu ? mungkin tidak.
atau mungkin kamu tahu, tapi berpura pura tidak tahu ? aku tak bisa lagi mengira ngira perasaanmu

semua itu di tambah semakin menyakitkan saa aku ....

m e r i n d u k a n m u
mengapa sebegitu menyakitkannya, sampai berderai sudah air mata ku
rasa cemburu saja aku belum bisa mengendalikannya, lalu ini apa lagi ?
begitu lengkap.

sudah tahu sakitnya masih saja kamu menjadi pujangga dalam sudut ingatanku, menjadi lukisan dalam sudut kamar ku, menjadi teman berjelajah dialam mimpi..
sayang nya, kebahagian itu tidaklah nyata saat ini.

Rindu .. mengapa kau begitu sendu? mengapa begitu gelisah ?

aku limbung dan aku rapuh. pecahlah sudah tangisanku saat ini .. tak bisakah kamu mengulurkan tanganmu untuk sekedar menghapus kesedihanku?
percayalah, air mata ini memang karenamu







                       Tertanda aku yang sedang merindukanmu

                            (yang pernah kamu cintai)


Kamis, 11 Februari 2016

Terimakasih, Kamu~~^

hai blogg..
hai, matahari pagi yang masih tertidur dengan cantiknya dibalik awan ..
mengapa engkau tidak bangun? 
pagi sudah datang
bangunlah
karena aku merindukanmu


Aku mulai merindukan sinarmu, matahari. yang selalu menyilaukan mataku dipagi hari lewat celah jendela ruang kerja ku. 
mengapa pagi ini kau begitu sendu? malu kah kau tampakan dirimu ?
mengapa kau bersembunyi ? atau karena hujan ? 


Pagi adalah sebuah harapan, dimana harapan itu kembali ditaruh dalam kehidupan..


Dan harapan ku, adalah ... kamu.


Hai kamu, yang disana ? 
aku ingin mamanggil namamu, tapi dunia begitu sinis mamandangku jika aku menyebut namamu.
tatapan mata yang begitu menakutkan jika aku melihatmu..
ucapan kata yang begitu menyakitkan jika aku mengingatmu ..

ketidakberanianku pada dunia, membuat aku mengenangmu di lubuk  terdalam diruang hatiku.
aku memilih diam dan membisu. tidak ingin berbicara apapun tentang dirimu.
karena mengigatmu saja, itu sudah cukup menyakitkan untuk-ku ..

Aku pernah mengukir namamu di hamparan pasir sahara lautan, tapi bukan ombak yang menghapusnya bukan juga angin tetapi aku yang menghapusnya, karena ketidaksanggupan ku menceritakan namamu pada dunia. 


kamu, yang tak ingin ku sebut namanya ...
aku sedang melihatmu..
bukan, aku bukan menjadi penguntit hidupmu .. aku melihatmu lewat kenangan yang masih tertata rapi dalam ingatanku. aku masih menyusun ingatan itu sesuai dengan urutannya..


aku pikir, aku telah menghapusmu dari hatiku.. namun ternyata kamu masih tersimpan rapi didalam ingatanku. 
karena pusat indera manusia ada pada otaknya, jika aku sakit hati maka aku harus menghapusmu dari ingatanku bukan hatiku.


menulis tentang kamu, seperti memasuki lorong panjang yang begitu gelap, dimana jarak pandangku yang begitu dekat, bahkan aku tidak dapat melihat bayangan tubuhku. begitu sulit. dan mengapa sebegitu merepotkan menulis tentangmu. kurangkai kata indah lalu ku hapus juga seketika, begitu. dan terjadi berulang ulang kali.

seperti itulah kiranya, aku menulis lalu menghapusnya. mencintaimu lalu melupakannya. sesederhana itu. Harusnya.

sebuah tulisan Ini bukan rindu yang terus menggebu tentangmu. Bukan juga tentang rasa yang masih tertinggal di hati ini untukmu.hanyalah sebuah tulisan tentang kita yang ingin aku banggakan. Iya, aku bangga pernah memilikimu. Aku bangga pernah menjadi setengah bagian dari hidupmu, dan aku bangga pernah menjadi wanita tercantik setelah ibu-mu. Saat itu.

dan saat ini hanyalah serangkaian rindu yang terkumpul dan berani ku torehkan hanya disebuah tulisan.


untuk ku kamu seperti halnya sebuah halaman , halaman yang pernah ku baca, halaman yang pernah memberikan aku arti hidup. dan kini aku kembali membuka halaman yang sudah ku tutup rapat, bukan untuk tenggelam didalamnya, namun hanya untuk menengok perjalanan panjang yang pernah ku arungi bersamamu.



membuka satu demi satu lebar halaman, seperti menoreh luka yang dalam, luka yang telah berusaha kututup rapat kembali merah menganga.
Hujan dimataku pecah lagi dan kini tak ada jemarimu menghapusnya. Jadi bagaimana hujan ini akan mereda?
perdulikah kamu ? Entahlah ...


kini aku yang kecanduan merindukanmu, setiap jengkal arteri dari tubuhmu. 

Mencoba menerka-nerka aroma tubuhmu yang kian memudar dari ingatan. Dan aku baru benar-benar mulai jatuh cinta pada matamu yang menyimpan senja dan kebahagiaan. Dan senyumanmu yang membuat aku luluh.
Aku baru menyadarinnya setelah kamu menjadi kenangan. 
kenangan? aku tidak terbiasa dengan kata itu. begitu usang untuk " kita 


Begitu sakit memanggilmu dengan sebutan kenangan, aku bahkan meneteskan air mata saat menulis paragraf ini. Haruskan kisah cinta ini akan berakhir pada paragraf terakhir.. akan kah semuanya berakhir meski masih terasa indah. Bahkan aku sendiri belum tau kata apa yang pantas untuk akhir dari tulisan ini. 

aku hanya akan menulis dan terus menulis sampai jari jemari ini lelah mengukir kata demi kata untuk mengenangmu, lelaki yang tak ingin ku sebut namanya..

kita memang pernah bersama, berbagi segala menjadi dua belahan diri yang hanya utuh jika bersatu. Saling menaugi bagaikan langit, saling menjelma menjadi udara bagaikan paru-paru satu sama lain. itu sebabnya saat kamu pergi aku limbung. rapuh dan entahlah..
langitku gelap seperti hendak runtuh, napasku sesak tanpa udara. Aku kehilangan.

Entah aku yang begitu mencintaimu, atau aku yang memaksakan untuk tetap mencintaimu, sebegitu banyak aku berpikir untuk melupakanmu hanya rindu yang mengiris hatiku.
Sebegitu banyak aku mencoba membencimu dengan segala ingatan mimpi buruk yang kau berikan.. hatiku menolaknya. 


Aku paham. Tidak lama, cerita kita akan menjelma sebagai elegi yang dinyanyikan dari hati hati yang menjerit. Atau hanya  sebagai dongeng pengantar tidur. Atau akan menjadi olokan bagi teman-temanmu
Dan kini aku sempurna paham, bahwa kehilangan tidak lebih menyakitkan daripada sebuah kerinduan. Alam sadarku berpegang teguh pada gengsi akan rindu yang memang tak pernah jengah menghampiriku, dan ketidak sadaranku semakin bersiasat untuk merealisasikan rasa rindu yang ternyata masih ku porsikan untukmu. Ini jelas mengusik ketenanganku. 


Aku masih mendengar suara ombak yang menyapu lautan malam itu, Semilir angin malam yang menembus setiap pori pori kulitku.. tetap saja keindahan laut malam itu aku tak bisa melihatnya, karna 
kegelapan menutupinya.
Untungnya aku melihat bintang yang bertaburan diangkasa, menebar keindahan dengan pola yang tak menentu.. aku menatap bintang bintang itu seraya berbisik... aku merindukanmu duhai lelaki yang disana

Masih adakah kamu dijalan yang sama ? atau memang kita tak pernah dijalan yang sama ?

Maaf ...
Ketika genggaman tangan kita perlahan mulai rengang
Ketika dekapan pelukan perlahan mulai terlepas
Ketika suara, canda, dan tawamu mulai terdengar jauh
Sebab tujuan kita sudah tak lagi sama seperti dulu...
aku bisa apa, jika kamu hanya diam dan tak memberiku kepastian..
maka disini.


aku hanya ingin berterimkasih..
Terimakasih cinta ..
Terimaka kasih cinta telah mengajariku arti sebuah kebersamaan, seperti pohon  kaktus yang tak pernah pisah dari duri nya, seperti mawar merah yang indah lengkap dengan dengan tangkainya,
Mawar ? Yaa.. mawar yang sudah kering yang harumnya tidak seperti dulu.


Seperti aku dan kamu... yang dulu pernah saling bersama mengumbar tawa dan canda.
Terimakasih cinta, telah mengajariku arti sebuah kehilangan,  hingga akhirnya aku menyadari arti saling memilki ...


Terimakasih cinta, yang telah memberikan kesempatan, meski aku tau kesempatan itu bukan untuk kembali ke masa lalu, tetapi kesempatan untuk bisa lebih baik dimasa yang akan datang...


Tak lupa juga aku ucapkan, terimakasih kamu ... setiap waktu yang berjalan yang banyak kita habiskan bersama, teriamaksih kamu, yang dulu ku cinta ;)
Rasanya benar usang dan begitu menyakitkan ketika aku mulai menulis ini.

Tahukah kamu? menyeduhkan minuman hangat dan menemanimu berkerja di depan komputer hingga larut malam” adalah impian kecilku waktu itu,impian wanita yang terinspirasi dari iklan teh di layar kaca. hehe


Seandainya aku mempunyai keberanian menyebut namamu, mamanggilku dan mengajakmu bertemu kembali ...
kita berjalan, sambil bercerita.. 
membuka satu demi satu halaman ditemani secangkir minuman hangat. tertawa melepas canda dan tawa..


Seandainya, aku mampu dan kamu bisa. kiranya kita dapat menengok kisah kita berdua bersama, mengarungi semua keindahan yang pernah kita impikan.. menjadikan istanamu dan istanaku menjadi satu kembali ?

Seandainya, waktu akan berputar membawa kita pada mimpi yang pernah kita rangkau bersama, membawa kita pada harapan yang kita gantung bersama.. membawa kita pada, Ah sudahlah. itu hanya mimpi


Dan seandainya, tiga paragraf  "Seandainya " diatas bisa kau bantu menghapusnya.. bisa kah ?


Tidak terasa waktu berputar begitu cepat, dan kita sudah berjalan di arah yang berbeda. Pagikupun telah berlalu, benar saja aku tidak melihat matahari hari ini. pantas saja begitu sendu ? 
mataharipun mengerti.



Untukmu, Semoga selalu baik.
Aku tetap mencintaimu, melalui doa yang kuhantar di setiap pertemuanku dengan Tuhan.