T Y A

T Y A

Senin, 25 Juli 2016

Yang Datang , Singgah , Dan Yang Pergi


Aku  mulai memahami apa arti sebuah perpisahan, Namun tak membuat aku terlena dalam kesedihan

Dan aku mulai menghargai apa arti sebuah pertemuan, namun tak membuat aku serakah dalam kebahagiaan

Aku juga mulai mengerti apa arti memiliki, namun juga tak membuat aku melupakan kehidupan

disini aku ingin berkata
lewat kata yang kususun untuk menjadi sebuah kalimat


Sepenggal cerita pedihnya sebuah perpisahan
malam itu
di tengah waktu dimana harusnya tubuh sudah istirahat
tapi mata ini masih saja terjaga.


Aku ingat, malam itu menjadi malam yang panjang penuh tangisan. 
Dan Saat ini aku mengingatnya sekejap aku merasakan pedihnya hatiku saat itu
Isakan tangisanku mungkin tak terdengar, karna aku khawatir akan mengganggu keluargaku yang lainnya
Berkali kali aku mecoba menepuk dada, rasanya begitu sakit. Begitu pilu.
Air mataku tumpah, tangisanku meledak, dan aku menjadi lupa diri
Aku memaki semua kesedihanku malam itu
Aku terlena dalam kesedihan, aku terhanyut dalam selimut air mata
Dan aku terggelam dalam sebuah pahitnya perpisahan.


Kesedihanku semakin menjadi jadi
hari hariku menjadi murung
aku jadi sering melamun
senyuman riang menjadi ratapan
tawaku hilang
dan aku mulai putus asa ...
kandas sudah cintaku malam itu
aku tak bisa membendung lagi tiap butiran air mata
sebuah cinta yang ingin ku paparkan pada dunia 
yang ingin ku seberluaskan
harus rela ku tutup dengan kunci berdebu
air mata itu tak ku undang dalam gelapnya malam,pada akhirnya menjadi ratapan setiap waktu yang berlalu 
dan aku sadar semua yang terjadi berjalan tak mengikuti keinginan
semua berganti haluan dengan kesendirian , kesepian dan tangisan
aku bisa apa dalam mengemudikan takdirku ?
perahu yang ku ciptakan penuh harapan bersamamu .. kini terhempas badai yang tak ku tahu silsilahnya
tak ada yang tersisa ..
selain benci dan rindu 



aku sadar beberapa waktu lalu aku mengurung diri
aku menjadi sosok yang paling naif dalam menghadapi sebuah perpisahan
aku tersenyum tapi hatiku tidak
aku tertawa padahal aku menangis
dan aku menjadi lupa siapa diriku sendiri

aku biarkan kesedihan terus menyelimuti diriku
seakan buta akan kebahagiaan yang lain

Tapi saat ini
saat aku menulis tulisan ini semua sudah berlalu
hari silih berganti
waktu terus berputar
tanpa sadar, semua kesedihan mulai tertutup oleh senyuman
kali ini aku benar benar tersenyum
bukan senyuman untuk sekedar menutupi luka
hujan dimatakupun kini sudah mereda
luka merah menganga kini sudah mulai kering
mungkin masih membekas. 
tapi tak akan ku izinkan lagi diriku terus terhanyut oleh dalamnya luka
ku cukupi semua kesedihan itu
aku harus bangkit
karena aku hidup, bukan sedang mati.


Semua kesedihan akan pedihnya sebuah perpisahan mulai surut
sampai akhirnya aku bertemu mata dengannya ...
Yaa., aku panggil " dia "

langit siang itu begitu terik
matahari  sedang berada di tengah tengah puncaknya
aku bertanya tanya, bagaimana dengan hatiku ?
begitu damai, begitu syahdu
lewat kedua bola mata hitam yang memancarkan keindahan
entahlah.. aku selalu jatuh cinta dengan mata

mata yang begitu sejuk
mata yang menawarkan kebahagiaan
mata yang tak pernah berbohong
dan mata yang membuat aku menundukan pandanganku
aku dibuat tersenyum tersipu malu olehnya_
begitu indah
sampai aku tak sanggup menatapnya lebih dalam lagi

aku menjadi salah tingkah
senyumanku merekah
berdetak detak jantungku seiring irama rona yang melemparkan puluhan sandungan
aku bertanya tanya, apa yang terjadi ?

khayalku terjebak dan terperosok dalam kharismamu
ingin ku lawan fenomena tentang dirimu
namun aku tak berdaya
pesonamu begitu kuat

aku renungi semua itu
mampukah aku menggapainya ?

hingga akhirnya waktu menyadarkanku sesuatu

dalam penantian yang panjang
terbukanya pintu hatiku yang bimbang
aku tak ingin semua menjadi sia sia
aku takut berharap padanya melebihi aku berharap pada Tuhanku
aku akhiri
aku tak ingin terus berlari
karena kaki ini terlalu lelah untuk mengejar
dan... aku terjatuh
anganku melayang 
aku berharap dia akan tetap menjadi bintang yang tak akan pernah redup sinarnya
bukan hanya untukku yang memandangnya..
tapi untuk dirinya .




" ketika ditanya siapa insan yang ku cinta ?
Entahlah ...
bibir ini mendadak kelu dan membisu. hanya diam lantas tersenyum
aku merasakan  gejolak hati yang bergemuruh serasa berteriak memanggil sebuah nama, tapi siapakah ? 
sampai saat ini aku pun tak tahu... hanya ada yang datang lalu ia pergi tanpa menyapa apalagi mengucap salam selamat tinggal "



aku belajar memahami setiap kesedihan dan kebahgian yang aku alami
untuk ku semua sudah ada porsinya masing masing
aku sudah memporsikan sebanyak apa aku bersedih begitu juga aku sudah memporsikan seberapa banyak aku harus bahagia.

sebuah pahitnya perpisahan mengajarkan aku banyak hal tentang kesedihan
begitu juga indahnya sebuah pertemuan mengingatkan aku betapa singkatnya kebahagiaan

aku mulai menata kembali kehidupanku
berdamai dengan hatiku
mengikhlaskan semua yang telah terjadi
dan mencoba membuka diriku untuk orang lain 

hampir satu tahun setelah perpisahan itu aku menutup diri
meskipun aku sempat jatuh cinta dengan seseorang yang ku panggil "dia"
tapi cinta itu tak melebihi cintaku pada-Nya
maka aku serahkan pada pemilik cinta yang seutuhnya
dan ku biarkan semua mengalir apa adanya
dengan harapan namun tanpa harus merasa tersakiti

karena tak ada cinta yang lebih baik saat aku mencintai Allah dibanding aku mencintainya _
Dan tak ada harapan yang akan aku terima begitu indah saat aku berharap pada Allah dibanding aku berharap pada hambanya_


aku sudah mulai terbiasa dengan kesedirian
aku sudah berdamai dengan kesepian
kebahagiaan bukan hanya sekedar aku bisa mencintai dan cintai orang seseorang
betapa sempitnya aku memandang kebahagiaan jika aku hanya terfokus dengan sebuah kata "kebersamaan"

ada kalanya, mencintai dalam diam lebih baik daripada ku ungkap pada dunia
karna aku bisa dengan bebasnya mengajaknya berjelajah dialam mimpi
tanpa rasa pamrih dan sakit hati
semuanya aku serahkan pada sang pemiliki cinta sejati.. Tuhanku Allah S.W.T

aku senang dan aku bahagia
dimana aku menjadikan sajadahku saksi bisu betapa dalamnya aku mencintai
jika ditanya siapa yang ku cintai ?
tentu dia yang akan berdiri satu shaf di depanku. nantinya
penantianku pasti akan sampai
aku tak sabar mempersiapkan diriku untuk menunggunya didepan pintu rumahku
menyambutnya dengan senyuman merekah
dengan hati yang ikhlas
dengan penuh harapan dan kebahagiaan atas ridho dari-Nya_
InsyaAllah .....



Disisi lain ....
dalam penantianku akan seseorang
cinta yang lain telah datang...

dia temanku
teman sekolahku semasa aku duduk di sekolah menengah atas
siapa yang sangka ?
kita bertemu kembali lewat pesan singjat yang dia kirim lewat salah satu akun sosial mediaku setelah entahlah berapa tahun tak berkomunikasi 

dia bercerita banyak tentang dirinya, dan aku dnegar dia sudah tak lagi dengan kekasihnya
selalu ada waktu dimana aku berkomunikasi dengannya
saling mengumbar canda dan tawa. sedikit perhatian 
aku masih saja menggangapnya teman

mungkin terlalu cepat, mungkin ia terlalu ceroboh
diam diam dia menyukaiku
dengan rasa percaya dirinya dia mengatakan perasannya
hati memang tak ada yang tau..

untukmu yang ku panggil teman..
kamu hampir saja menggugah hatiku sebelum akhirnya kamu memilih mundur dan menyerah
sedikit kecewa.
tapi aku berusaha mengerti
tak apa setidaknya kita masih bisa berteman _ ts^


harus tahu bagaimana rasanya kehilangan agar bisa menghargai rasanya saling memiliki


beberapa hari yang lalu
laki laki yang pernah mengisi relung kosong dihatiku
yang pernah membuat duniaku tak sempurna tanpanya
namun dia juga laki laki yang membuat langitku mendung, hujan dimataku turun dan luka lama kembali memerah ..

aku memang pernah berharap bisa kembali dengannya, saat itu harapanku tak berarti untuknya.
saat itu ia masih terlalu angkuh untuk kembali bersamaku
alasannya, aku mengerti...

saat ini ia datang kembali ditengah kebimbangan hati
ditengah pilihan yang harus ku jalani
aku harus memilih dirinya atau cinta yang lain ?

dia datang kerumahku dengan penuh harapan bisa diterima kembali
apalah dayaku hanya siti nurbaya di abad masa kini
aku hanya bisa bisa berkata padanya 

" InsyaAllah aku sami'na wa atho'na dengan semua keputusan bapak ku, jadi apapun hasilnya semoga kamu ikhlas "
aku menitikan air mataku saat itu. dan kamupun tau aku begitu sedih.


Maaf aku ingin sedikit berandai andai, meskipun aku tahu ini tak pantas aku lakukan
Seandainya kamu menerima ajakanku untuk kembali bersama lagi saat itu ? pastinya kamu harus bersusah payah saat ini padaku.
disaat hatiku mulai mengikhlaskanmu
dan aku sudah berjalan terlalu jauh darimu
kamu datang kembali..
dengan hati yang begitu ikhlas setelah rasa sakit yang pernah ku tancapkan di hatimu.
dan tak ada kata yang mampu ku ucapkan padamu
selain rasa terimakasihku dan maaf yang begitu dalam
aku tak tahu kemana arah hati akan membawa perasaan ini

apapun itu, semoga tidak akan ada yang merasa tersakiti 


kamu , dia dan temanku adalah sebuah cerita yang mengajarkan aku banyak hal
dan lagi lagi harus ku katakan 
" ketika ditanya siapa insan yang ku cinta ?
Entahlah ...
bibir ini mendadak kelu dan membisu. hanya diam lantas tersenyum
aku merasakan  gejolak hati yang bergemuruh serasa berteriak memanggil sebuah nama, tapi siapakah ? 
sampai saat ini aku pun tak tahu... hanya ada yang datang lalu ia pergi tanpa menyapa apalagi mengucap salam selamat tinggal "



^ ^










Tidak ada komentar:

Posting Komentar