T Y A

T Y A

Rabu, 16 Februari 2011

AKU (part 1)

Air mataku menetes beriringan dengan turunnya hujan.seakan awan begitu mengerti keadaan hatiku.
Hujan temani kesedihanku kembali.percikannya sama persis dengan tetesan air mataku
Awan yang mendung seperti hatiku yang gelap sehingga mataku tak sanggup lagi menahan tiap butiran kristal air.
Terhempaslah air mataku,memenuhi tiap sudut pipiku.bibirku terasa kaku dan nafaskupun terasa sesak.
bErulang kali ku hapus air mataku,tetpi tak membuat ia berhenti menetes.
Aku kembali diam,menerawang tiap sudut ruangan ini.
Aku hanya sendiri,hatiku semakin sakit6y,suara tangisankupun mulai terdengar
Hati terus berontak “megapa aku berada di tempat dimana tak ada yang mengerti aku”??
Rasanyta kesedihan ini trus menyelimiti tubuhku,tatapan mataku kosong entah apa yang aku pikirkan.aku tak tau
Tiba2 di tengah isakan tangisankub aku berkata”aku rindu kalian”dimana kalian yang mengerti apa dan siapa aku.
Kembali9 lagi pena ini membawaku untuk mengingat seorang kakak perempuanku yang berjuang demi adiknya.
Ia yang hapus air mataku,dan basuh segalanya dengan senyuman.edan ia pula yang selimuti aku dengan pelukannya.terasa hangat.
Sosoknya yang selalu buat aku tegar dalam mengarungi kehidupan,yang selalau temani jalanku dengan semangat dan doanya.
Aku jadi teringat pada suatu kejadian dimana ketika aku mendapatkan hasil yang baik dalam prestasiku di sekolah.aku berlari dan memeluknyadan menangis dalam pelukannya sambil berkata “aku lulus “ia menagis haru rasa bangga kepadaku,ia menepuk pundakku dan berkata dengan suara lirih “kamu memang pintar”.kata itu memeng sangat sederhana tapi sangat berarti untukku.
Rasa bangga drinya padaku terus terpancar di eajahnya dan tak bosan ia lontarkan kata kata pujian untukku.membuat aku mersa tak sia sia sudah belajar.
Doa dan semangatnya mengantarkan aku pada hasil yang memuaskan.
Seulas senyuman darinya masih ku ingat.(kenangan itu mebuat aku rindu padanya)
Berada di tempat yang berbeda,berbeda pula pikiran dan harapan.kembali ku tapaki kakiku di jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya.
pandangan akan masa depan semakin dekat.dimana impianpun sudah ada di depan mata.
semua terasa ada di pelupuk mata sehingga menjadi sebuah tuntutan untuk lebih giat belajar.
Semanagtku untuk menggapai cita cita begitu besar,keadaan di seklilingku menjadi acuanku untuk bengkit kembali meskin kini aku tanpa dirinya .yang selalu menyemangatiku dengan jiwa raga.
Kini aku hanya bisa berharap bisa ku temuklan kembali sosok dirinya .bagaimanapun keadaanku sekarang tak mebuat aku putus asa dalam menuntut ilmu.
Membuat senyuman bangga untuk kedua orang tuaku.dan memberikan yang terbaik untuk mereka,
Dan biarlah semua mengalir apa adanya,meski tangis ini selalu iringi hidup ku ,tak apa .akan ku jadikan cerminan kelakuanku untuk lebih baik lagi.insya allah.
Semoga aku tidak menjadi wanita yang cengeng :

2 komentar:

  1. Semangat de... kamu pasti bisa menggapai apa yang menjadi cita2 mu... Sukses ya...

    BalasHapus