T Y A

T Y A

Sabtu, 12 Mei 2012

Kebahagiaan itu sederhana ...

Pagi itu ...

aku terbangun dari tidurku,
entah hari itu aku begitu bersemagat untuk memulai hidup.ku pancarkan senyum kebahagiaan dan ucapan syukur .
Allah masih mengizinkanku menatap dunia pagi itu,sebuah nikmat yang tak ternilai harganya.bisa menghirup udara secara gratis tanpa harus mengeluarkan banyak uang.

meskipun jakarta adalah kota padat,
untuk bernafas serasa sesak,tapi apapun itu,wajid kita syukuri 
Aku ingat hari itu aku harus pergi ke rumah kakakku.

Aku yang terfokus membaca novel jungle child sambil menunggu bis yang menjemputku.
Seseorang menyapaku ramah,dia bercerita tentang masa muda, dan masa kuliahnya.aku mencoba menjadi pendengar yang baik untuk si bapak tua itu .
ternyata hidupnya sederhana,tapi ia bahagia.

Ia memiliki keluarga di kalideres yang begitu perduli padanya.tapi memang dasar si bapak tua seorang pekerjakeras,tak perduli sudah renta tetap mencari nafkah ke jakarta .

Sibapak merasa selama bisa manafkahi keluarganya dengan hasil cucuran keringatnya ia merasa bahagia. Kesimpulannya “ kabahagiaan yang abadi itu begitu sedehana “ 

Aku mengangkat judul itu saat aku pula sadar,seperti apa kabahagiaan yang sederhana itu ..

untuk beberapa hari aku tinggal bersama kakak ku,
kebetulan tepat 40 hari kematian kakak ku .
Tempat tinggal kakakku di kampung,yang daerahnya masih erat akan kegotong royongannya ..

Menjelang acara 40 harian semua keluarga di sana sibuk.tanpa kecuali tetangga tetangga disana. Mereka memiliki kesadaran akan bermasyarakat yang tinggi .
Mungkin banyak dari mereka yang berpendidikan rendah tapi mereka bisa bermasyarakat dengan baik, sedangkan orang kota yang berpendidikan tinggi mana mau ia ikut turut bantu.kalaupun ada pasti karna uang.

Satu demi satu tetangga berdatangan membawa 1 buah panci yang berisi makanan,sperti kue pisang,wajik,dll ..
Tanpa di suruh,tangan mereka begitu ringan membantu,tanpa harap balas .
Semua orang tertawa,dan saling menghibur satu sama lain. Aku diam dan tersenyum

“ seandainya keakraban seperti ini selalu tercipta,tak akan ada orang yang bersedih karna sanak familynya meninggal “

Ini adalah tanah kelahiranku,
aku besar sampai usia 15 tahun di sana.aku terbiasa dengan kehidupan di sana.
Semua tersa berbading terbali saat aku tinggal di jakarta.
Tetangga samping rumahpun aku tak kenal,tak pernah melihat .
orang orang berlomba lomba menjadi kekayaan,sesuatu yang haram menjadi halal,
kejahatan merajalela.
anak muda penerus bangsa tertawa ria menhgabiskan waktu di tongkrongan dengan rokok sambil hambur hamburkan uang ,

sedangkan orangtuaya dirumah beum tentu bisa makan seperti dia.
Jika kembali ke kampung..
masyarakat semuanya berlomba mencari pahala,bukan harta.
 Acara acara maulid atau hari besar islam semuanya datang dengan kesadaran tanpa di undang pemilik acara,kalau pulang abis acara tahlilan dapat besek (nasi,lauk,sayur,kerupuk),mereka membawa pulang biar bisa dimakan bersama keluarga ..

Generasi penerus bangsa dengan kesadaran sediri,ikut menememani keluarga berduka selama 7 hari berturut turut sampai pagi .
mereka bergadang sambil membaca al-quran secara begiliran sampai jam 3 pagi.setelah itu kembali tahlilan sampai waktu subuh,selesai solat shubuh jamaah mereka tertidur sesuka hatinya.
Tanpa di banyar,tanpa di perintah,tanpa imbalan apapun.dengan segelas kopi untuk menemaninya selama bergadang sudah cukup.

Beberapa dari mereka adalah kawan lama saya,salah satu pemimpinnya pun sahabat saya . Saya pernah bertanya pada salah satu dianta mereka .

 ” ngaji kaya gini disuruh/gimna ?
 Dia jawab “ enggalah,kita hidup buat cari pahala,dimna ada pahala di situ kita kejar kejar,ini bukan kegiatan tapi kewajiban sebagai seorang muslim saling membantu “

Saya hanya diam dan tereyum bangga 
alhamdulillah ..
Mereka merasa dengan apa yang mereka lakukan adalah kewajiban,kewajiban yang mereka jalani dengan ikhlas adalah usaha untuk mencapi kebahagiaan,
tak perlu punya uang banyak,rumah mewah atau mobil setumpuk .
cukup menjalani apa yang di wajibkan merka mersa bahagia dan iklas,sederhana kan .
 Begitu pula dengan saya, tinggal 1 atap besama orang orang yang saling menghagai saling mencintai penuh kasih dan sayang,semua tersa begitu hangat .

Tak perlu harus pergi jauh jauh,cukup hidup bersama mereka semua tersa lengkap. Makan satu piring ber4, bukan karna kurang makanan tapi bersama itu lebih enak.begitu dekat dan damai . Begitu sederhana kan?bersama orang orang yang saling menyayangi semua tersa lebih indah .

 2012-04-28

Tidak ada komentar:

Posting Komentar